Monday, June 14, 2010

Berita di Media

Indosat migrasi trafik 3G ke ethernet

JAKARTA: PT Indosat Tbk siap melakukan migrasi besar-besaran trafik data dari 3G high speed downlink packet access (HSDPA) ke basis ethernet untuk mengantisipasi tingginya kebutuhan bandwidth pelanggan segmen korporat dan ritel. Donatus Herry Swandito, Group Head Solution Marketing PT Indosat Tbk, menuturkan pihaknya akan menggelar jaringan berbasis protokol Internet (IP) untuk mendukung kebutuhan internal dan pelanggan.

"Pelanggan ritel maupun korporat 'haus' dengan bandwidth dan ini akan masif mengingat kebutuhan domestik yang sangat besar," ujarnya disela-sela paparan Carrier ethernet yang digelar Alcatel-Lucent kemarin.

Layanan berbasis ethernet terdiri dari Carrier ethernet antarkota dan metro ethernet untuk dalam kota. Layanan berbasis multiprotocol label switching ini diluncurkan tahun 2006 dan terus dikembangkan seiring perkembangan teknologi telekomunikasi yang mengarah pada komunikasi berbasis IP.

Menurut Herry, migrasi itu mendukung pengembangan layanan yang dipaket dengan Ethernet dan akan diikuti dengan edukasi kepada pelanggan baik ritel maupun korporat. Layanan tersebut di antaranya video on demand, gaming, hosting aplikasi dan lainnya.

Yulianus, Division Head IP, MPLS & Metro-E Network Planning PT Indosat Tbk, mengatakan migrasi trafik data HSDPA ke basis ethernet itu memungkinkan migrasi kapasitas dari 14,4 megabit per second (Mbps) ke tingkat 21 Mbps dan berlanjut sampai ke tingkat yang disediakan long term evolution (LTE).

"Hanya ethernet yang bisa menyediakan kapasitas ini sehingga tahun ini kami akan melakukan migrasi besar-besaran," tutur Yulianus.

Saat ini Indosat telah menggelar layanan berbasis ethernet di lebih dari 27 kota besar yang akan dikembangkan sesuai perkembangan ekonomi. Cakupan juga akan diperluas dalam proyek jaringan tulang punggung bersama Grup Indosat lainnya.

"Kami juga mengembangkan ini untuk internasional melalui interkoneksi antarjaringan dengan operator global lainnya maupun melalui point of presence [POP] di Hong Kong dan Singapura."

Oleh Roni Yunianto
Bisnis Indonesia