Prens, ini cerita buat ngelengkapin tentang mrtg, semoga tidak mengganggu
:-)
MRTG sebetulnya adalah merupakan bagian dari sebuah sistem pengelolaan
jaringan atau Network Management System (NMS). Sesuai kriteria yang
dikeluarkan oleh International Standard Organization (ISO), NMS adalah
terdiri dari komponen2 FCAPS yaitu Fault, Configuration, Accounting,
Performance, Security. Berikut penjelasan masing-masing fungsi :
1. Fault Management
Merupakan sebuah sistem pengelolaan jaringan yang melakukan fungsi
monitoring terhadap status operasional dari sebuah infrastruktur jaringan
(perangkat dan link). Intinya sistem ini melakukan monitoring terhadap
availability dari sistem dan perangkat jaringan yang mendukung konektifitas
jaringan. Visualisasi : Ada sebuah layar yang menampilkan gambar diagram
jaringan (kadang lengkap dengan background peta geografis) dan semua
komponen perangkat jaringan yang saling terhubung satu sama lain. Sistem
akan melakukan monitoring secara periodik ke semua perangkat. Jika ada
perangkat yang tidak memberi respons sampai dengan batas waktu tertentu
(yang telah ditetapkan sebelumnya), maka sistem akan menampilkan gambar
perangkat tersebut dengan warna (kuning untuk minor alarm, merah untuk major
alarm) dan terkadang dilengkapi dengan suara alarm (buzzer). Fault
Management System yang handal bahkan sampai mampu melakukan root cause
analysis dari faults yang terjadi.
2. Configuration Management
Untuk jumlah perangkat jaringan (mis: router, switch, dll) yang sudah
terlalu banyak dan interkoneksi satu sama lainnya sudah kompleks, maka
metode setting konfigurasi secara manual sudah tidak efektif lagi. Biasanya
seorang administrator jaringan akan melakukan login secara remote ke
perangkat yang akan diset konfigurasinya, baru setelah itu menjalankan
perintah menggunakan CLI (command line interface) dari operating system
perangkat tersebut (contoh : Cisco Internetworking Operating System - IOS).
Tentunya ini memiliki potensi human error yang cukup tinggi terhadap
paramater yang diset, disamping adanya
masalah dokumentasi parameter untuk masing2 perangkat yang tidak tersimpan
rapi sehingga menyulitkan prosedur problem recovery pada saat terjadi
sesuatu dengan perangkat. Configuration Management System merupakan tools
dalam hal melakukan penataan (setting) konfigurasi dengan mekanisme yang
dibuat sederhana (mis: click and drag, dsb) akan tetapi dengan historical
log dan dokumentasi parameter tersimpan dengan baik.
3. Accounting Management
Sistem ini mendukung pencatatan transaksi pelanggan (mis: bytes usage or
traffic counting, etc) yang UUD (ujung2nya duit) alias billing :D. Biasanya
metode pembayaran berdasarkan pemakaian untuk jasa komunikasi yang berbasis
data menggunakan system accounting untuk menghitung besarnya volume/byte
yang digunakan dalam satu bulannya. Hal ini berbeda dengan mekanisme
charging yang pada umumnya fix per bulannya sesuai dengan besaran bandwidth
berlangganannya.
4. Performance Management
Nah, ini sebetulnya fungsi yang salah satunya dilakukan oleh MRTG, yaitu
melakukan pengukuran terhadap parameter2 yang terkait dengan performansi
(kualitas) akses dari jaringan, utamanya adalah tingkat pemakaian
(utilisasi) dari bandwidth. Untuk pengukuran utilisasi bandwidth biasanya
dilakukan untuk dua arah lalulintas data, yaitu arah masuk (incoming) dan
arah keluar (outgoing) dari port/interface perangkat.
5. Security Management
Fungsi pengelolaan user (create, update, delete), tingkat aksesibilitas dari
user (user priviledge) termasuk apa dan siapa yang diizinkan akses dan mana
yang tidak, termasuk bagian yang diatur oleh Security Management. Hal-hal
lain adalah fungsi manajemen terhadap network security secara umum, seperti
Intrusion Detection/Prevention (mekanisme deteksi / pencegahan penyusup)
dilakukan dengan sebuah security policy yang dapat ditentukan sendiri dan
diberlakukan secara otomatis terhadap perangkat firewall, Intrusion
Detection System (IDS), atau Intrusion Prevention System (IPS).